Tersesat Bahagia? #3

Assalamu'alaikum guys, alhamdulillah ada kesempatan untuk nulis lagi 😁. Pada kesempatan kali ini, aku bakalan nge-share kisah hebat dari temen sekelasku di kelas pendidikan  biologi C. Ssttttt siapa ya? Namanya adalah Hendrianis Syafira biasanya dipanggil Anis guys, seorang hafidzah kece dari Aceh yang sekarang jadi temen sekelasku, MasyaAllah 😊

Anis ini masuk ke UNY lewat jalur SM Prestasi guys dan prestasinya adalah hafal 30 juz Al-Qur'an.  Awal cerita adalah ketika kita berbincang-bincang di food court karena ternyata matkulnya kosong. Aku sama temen-temen cerita tentang gimana pengalaman kita waktu berjuang ndaftar PTN dulu guys, nah dari itu pada akhirnya Anis cerita tentang perjalannya hingga bisa sampai pada saat ini, yaitu merantau ke Jogja dan kuliah di UNY tercinta. Anis asli orang Aceh dan sampai smp ia pun sekolah di Aceh. Sampai pada saat SMP di Aceh Anis sudah hafal 1/3 Al-Quran, di sekolah di salah satu SMP IT di Aceh. Sampai pada saat SMA, ia pun melanjutkan sekokahnya di Aceh, namun setelah sekitar 3 bulan ia memutuskan untuk resign dari SMA nya saat itu. Ada yang tau alasannya kenapa? Yaa karena dia ingin fokus menyelesaikan hafalannya guys, MasyaAllah. Ia ijin ke umminya dan beliau pun mengijinkannya. Anis mencari program agar bisa khatam selama 1 tahun dan akhirnya ia menemukannya di Jogja. 

Tentang program itu, ternyata adalah untuk usia diatas 18 tahun, padahal pada saat itu usianya adalah 14 tahun. Akhirnya ia ikut tes untuk menunjukkan bahwa ia sudah mampu untuk bergabung di sana, dan alhamdulillah diterima. Nah guys, di sana ada perjanjian, jikalau tidak kuat dan ingin keluar maka harus membayar uang ganti rugi sebesar 60 juta, 60 juta guys nggak sedikit. Awalnya ia merasa bahwa ia tidak bisa melanjutkan, namun ia terus berusaha. Sampai pada suatu saat ia sakit dan ia menelpon umminya, ia berkata ke umminya "Ummi tolong siapkan 60 juta, Anis udah gak kuat". Namun, umminya pun terus menguatkannya. ketika hafalannya sudah mencapai juz 26, ia merasa bahwa ia kesulitan untuk melanjutkan hafalannya, bahkan yg harusnya satu hari ditarget 7 halaman, ia hanya mampu menghafal 1 halaman, akhirnya ia menelpon umminya lagi, "Ummi kayaknya Allah hanya ngijinin Anis hafal sampai 26 juz, gimana ya mi?", dan Anis cerita jika umminya bilang "Coba nak kamu ikhlas ngehafalnya, coba tambah lagi 1 lembar, 2 lembar, 3 lembar" dan akhirnya ia pun mampu melewati kesulitannya tersebut. Umminya pun selalu mengakatan pada Anis, bahwa akan ada hadiah indah dari Allah.

Sampai pada suatu hari setelah wisuda khataman, Anis diajak umminya ke mall yang ternyata pada waktu itu ada pengajian ustadz Yusuf Mansyur. Umminya pun nawarin, "nak kamu mau ketemu YM?". siapa sih yang gak mau ketemu? Namun sayangnya, umminya Anis sudah meloby ke LO nya tapi ternyata tidak bisa. Anis pun kecewa dan ia bilang "Katanya bakal ada hadiah dari Allah, kok mau ketemu ustadz YM aja gakbisa". Nah, diakhir acara ada kupon umroh yg dibagikan. biasanya kupon tersebut dibagi dengan undian. Namun,waktu itu ustadz YM memilih cara berbeda, ia memperintahkan siapa yang paling banyak hafalannya untuk maju, Anis pun maju. Jeng jeng ia ternyata gak sendiri tapi bertiga, nah sungguh gak beruntungnya ketiganya adalah hafidz Quran, dan yang ditanya adalah mba-mba yang ada di sebelah Anis dan akhirnya mbanya itu yang dapat. Rejeki banget bagi Anis, pada waktu itu ia sangat kecewa karena tidak bisa mendapat tiket umroh dari ustadz YM. Tidak disangka, ada Sri Sultan yang juga sedang ngaji bareng disitu dan beliau yang menawarkan tiket umroh untuk Anis, masyaAlah. Nah, mba-mba yg satunya lagi, Alhamdulillah dapat tiket umroh juga tetapi dari sponsor yang ikut menyumbang dana terbanyak di acara itu. 

Setelah, acara pengajian, Anis pun diwawancarai karena banyak banget yang penasaran sama dia. Ada yang nanya nih guys, Anis kamu kelas berapa? sekolah dimana? Anis menjawab belum sekolah. Dan ternyata ia langsung ditawari untuk sekolah di Teladan, Man 1 Yogyakarta, Man 3 Yogyakarta sama satu sekolah lagi, tapi maaf aku lupa hehe. Anis pun memilih Teladan, namun umminya tidak mengijinkan karena di dekat Teladan tidak ada asrama, adanya adalah kost dan qodarullah ia sekokah di Man 3 Yogyakarta, tanpa tes masuk apa pun.

Sampailah perjalanan Anis menuju bangku kuliah, ia sebenernya bisa mendaftar ke kedokteran dan langsung diterima, namun qodarullah saat SNMPTN ia lupa tidak memasukkan sertifikat internasionalnya guys, internasional. Dan akhirnya ia pun mencoba SBM, ia pun belum berhasil juga. Ia juga mencoba SM di Unsyiah Aceh dan alhamdulillah diterima di Kedokteran Umum, namun ia merasa keberatan dengan uang pangkalnya, padahal sebelumnya tidak ada perjanjian mengenai uang pangkal tersebut. Ia pun kecewa dan sempat berfikit untuk gap year. Sampai pada suatu hari, ia dipanggil dekan FIS UNY dan ia langsung di suruh untuk milih jurusan. "Mau milih jurusan apa nduk? Anis pun becanda, "kedokteran, Pak" sambil tersenyum. Dan pada akhirnya ia pun berada bersama saya di pendidikan biologi. 

Sebenarnya ia sangat kecewa karena teman-temannya belajar bersama diterima di kampus bulak sumur, namun ia percaya bahwa takdir Allah itu, takdir baik semua. Gak ada takdir Allah yang buruk. Dan alhamdulillah sekarang ia sudah bahagia di sini bersama kami. Di akhir aku tanya sama dia, "Nis, tahun depan mau nyoba lagi kedokteran?", ia menjawab dengan tegas "Enggak, Win."

Sekian tulisanku kali ini, jikalau banyak salah kata mohon maaf, semiga kisah ini bisa menjadi inspirasi untuk kita semua, Aamiin.

"Allah akan memilihkan takdir yang terbaik untuk hamba-hambanya."

Terima kasih Anis atas ceritanya, merinding banget beneran pas ndegerin kamu cerita ♥️

Wassalamu'alaikum :)

0 Response to "Tersesat Bahagia? #3 "

Post a Comment