Cerita Nanjak Tengah Malam


Cerita Nanjak Tengah Malam- Halo sobat! Kali ini aku bakalan cerita tentang pengalamanku nanjak atau tracking di gunung tengah malam, ada apa nih kira-kira? Yuk. langsung aja dibaca cerita di bawah ini.

Terkadang tracking malam hari menjadi pilihan yang menarik bagi beberapa orang, tapi pilihan ini juga banyak dihindari, apalagi untuk gunung-gunung tertentu yang terkenal dengan cerita mistisnya, mungkin Sobat pun ada yang memiliki cerita seperti itu. Entah itu ada pengalaman melihat atau merasakan sesuatu disekitar tubuhnya ketika tracking di malam hari, serem juga sih. Nah, gimana dengan pengalamanku tracking tengah malam? Let's check it out!

Beberapa kali naik gunung, pilihan tracking malam jatuh ketika pendakian di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing bersama dengan rombongan yang sama, yaitu bersama kawan SMP-ku Sebenarnya setiap kali akan naik gunung, rombongan kami yang semua berasal dari Jogja pasti janjian akan bertemu dan berangkat di pagi hari untuk menuju lokasi, tapi karena satu dan lain hal, kemoloran pasti terjadi hehe. Pada akhirnya, kami pun berangkat ketika siang menuju sore hari  dan dapat dipastikan kami sampai ketika hari sudah petang. 

Setelah istirahat sejenak dan melakukan re-packing barang serta registrasi kami pun berangkat. Karena menurut kami, dengan waktu yang tidak longgar, daripada menunda perjalanan, kami pun memutuskan untuk lebih baik melakukan tracking malam. Ketika di Gunung Sindoro kami berangkat sekitar magrib. Itu pertama kali banget aku ngrasain rasanya tracking malam. Ya, agak merinding-merinding gitu sih dan pandanganku sengaja lurus ke depan, gak berani nge-lihat ke samping kanan dan kiri karena waktu itu gelap banget. Hanya ada cahaya minim dari senter kami masing-masing. Setelah sholat dan makan di warung menuju pos satu, kami pun melanjutkan perjalanan. 

Malam itu benar-benar dingin, ditemani suara alam yang sunyi, menambah suasana semakin mencekam dan membuatku merinding. Kami pun berusaha mengusir kesepian malam dengan bercerita, bernyanyi, dan melakukan apa pun, asalkan suasana perjalanan kami tidak hening. Ketika beristirahat di beberapa pos pun kedaan tempatnya sangat gelap dan sepi, hanya ada kami serombongan sejumlah empat orang. Kami pun menghibur diri dengan melihat indahnya kerlip bintang di langit yang masyaAllah keren banget, juga dengan menikmati lampu-lampu di kaki gunung yang menyapa berkedip-kedip. Alhamdulillah, sampai mendekati camping ground kami tidak menemukan hal janggal sedikitp pun, waktu itu menunjukkan hampir tengah malam dan kami pun mendengar sayup-sayup suara ricuh dari atas. Kami pun agak sedikit kebingungan dan takut dengan suara itu. Setelah  sampai di camping ground, kami melihat bahwa suasananya sedikit ricuh, beberapa orang mengkode kami dengan cahaya senternya dan menanyakan keadaan kami, ternyata oh ternyata sebelum kami sampai di camping ground ada serangan babi hutan.Ternyata suara yang tadi kami dengar berasal dari sini. Dengan perasaan was-was babi hutan itu datang kembali, kami dibantu oleh teman yang tadi menanyakan kabar kami untuk membangun dome. Oke Sobat, sebenarnya yang ngeri dari Sindoro bukanlah hal mistis atau sejenisnya, tetapi serangan babi hutannya, ngeri banget, soalnya pas kami udah lelap, ternyata babi hutannya datang lagi, parah dah.  Tapi Sobat! Berbeda lagi dengan cerita kami di Gunung Sumbing. Yuk langsung aja gas-in! 

Nah, ketika di Gunung Sumbing, kami sampai di basecamp setelah magrib. Kami pun sholat magrib dan menunggu isya', sekalian mengistirakatkan badan setelah perjalanan yang sedikit panjang. Setelah makan dan registrasi, sekitar pukul 21.00 kami pun berangkat menuju camping ground  pos 3 Gunung Sumbing. Di awal perjalanan, masih di sekitar rumah penduduk pun kami sudah salah jalan, awal yang sedikit membuatku kesal. Waktu perjalanan kami pun menjadi semakin lama. Suasananya lebih senyap daripada Gunung Sindoro dan malam itu hanya kami yang melakukan tracking. Seperti biasanya, untuk mengusir rasa lelah dan rasa takut serta agar menghidupkan suasana agar tidak sunyi, kami pun sepanjang track bercerita dan bernyanyi, apa pun itu yang penting suasana tidak sunyi. Sesekali kami pun berhenti dalam kegelapan. Sama seperti ketika di Gunung Sindoro, karena waktu yang lebih malam, aku pun tidak berani menengok ke kanan atau pun ke kiri. Yang aku perhatikan hanyalan depan dan bawah. Aku pun memilih posisi di tengah dan tidak berani di posisi paling belakang karena entah mengapa jika di posisi paling belakang rasanya agak sedikit creepy, semacam ada yang mengikuti. Di tengah perjalan, tiba-tiba aku melihat sesuatu yang menggantung di dahan pohon, tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas itu apa. Semakin lama, aku pun semakin mendekati sesuatu itu. Was-was, merinding, dan takut setelah sampai di dekatnya, aku pun menyorotnya dengan headlamp-ku, hampir aku teriak dan ternyata hanyalah matras milik pendaki lain yang tersangkut di pohon. Suasana semakin mencekam, kami pun telah melewati tengah malam, namun belum sampai juga.  Jalur putus asa itu terus menguji kami. Kami pun hampir putus asa dibuatnya. Hampir jam dua pagi, alhamdulillah kami sampai di camp ground pos 3. Kami pun cepat-cepat mendirikan dome, lalu istirahat untuk persiapan melanjutkan perjalanan ke puncak keesokan harinya.

Sebenarnya, untuk tracking malam yang aku takutkan adalah babi hutannya dan alhamdulillah untuk hal-hal mistis aku belum pernah menemuinya. Hanya rasa takut dan merinding saja. Oiya, di bawah ini aku bakalan nge-share tips-tips yang perlu disiapkan untuk melakukan tracking malam.

  1. Pastikan tersedia penerangan yang cukup, usahakan setiap anggota rombongan tracking membawa headlamp atau senternya masing-masing.
  2. Pakailah lotion anti serangga atau memakai pakaian panjang.
  3. Pastikan sudah mengisi tenaga sebelum memulai tracking.
  4. Agar tidak cepat lelah, isilah perjalanan Sobat dengan mengobrol atau bercerita bersama teman perjalanan Sobat. Jika ingin bernyanyi pun tidak apa-apa atau jika lelah berbicara bisa diisi dengan dzikir hehe, sekalian untuk menghilangkan takut.
  5. Jika ingin rebahan atau berhenti untuk istirahat, pastikan tempat untuk istirahat tersebut aman dan hindari yang berada di dekat jurang.
  6. Istirahatnya cukup sebentar saja ya, agar tidak mager untuk melanjutkan perjalanan,
  7. Kenakan jaket jika terasa dingin dan diperlukan.
Sekian cerita dan tips dari aku, maaf jika belum creepy, semoga bermanfaat :)


2 Responses to "Cerita Nanjak Tengah Malam "