Cintai Takdirmu


Assalamu'alaikum lur, kalian percaya tidak  jika takdir Allah itu memang takdir yang terbaik? Kalau aku pada awalnya memang belum bisa menerima apa yang telah digariskan untukku, soalnya apa yang terjadi sering tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, selalu gagal kupikir.

Dilihat dari kebanyakan teman-temanku yang selalu berhasil dalam meraih apa yang mereka inginkan, entah itu tentang kuliah atau pencapaian diri yang lain, tidak sengaja membuatku berfikir bahwa hidupku selalu gagal.

Jika kalian pernah membaca buku dengan judul Egosentris karya Syahid Muhammad, maka disitu dikisahkan, ada seorang kakek yang sangat miskin, beliau hidup dengan segala penderitaannya dan sebatang kara. Pada suatu hari beliau mengambil singkong dengan niat untuk mengganjal perutnya yang sangat lapar. Namun, sang pemilik ladang tidak terima dan melaporkan sang Kakek kepada pihak kepolisian. Tiba saatnya sidang, hakim memutuskan bahwa Kakek tersebut diganjar hukuman dua tahun penjara atas tuduhan mencuri singkong. Kebanyakan orang bersimpati kepada Kakek dan mengutuk sang pemilik lahan. Tidak punya hati, pikir orang lain. Namun, Kakek tersebut dengan segala keputusan pedihnya tetap bersyukur. Karena dengan dipenjara maka beliau akan merdeka dari penjajahan kemiskinan hariannya. Setidaknya selama dua tahun beliau akan terjamin hidupnya, tidak bingung makan apa esok hari. Begitulah takdir Allah yang begitu indah. Mungkin hal itu terlihat sangat mengenaskan, namun tidak dari cara pandang Kakek.

Hal ini pun juga terjadi di dalam hidupku yang selalu kuakui gagal. Setelah sekian kali aku gagal untuk masuk ke dalam prodi impianku, kedokteran gigi. Akhirnya takdir Allah membawaku ke dalam lingkungan para calon pendidik biologi. Awalnya memang benar-benar tidak suka, kuliah ya apa adanya, tidak serius tapi juga masih agak niat hehe. Pada awalnya, hanya sambat dan kata-kata gerutu yang keluar dari mulut ini. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, Allah ternyata telah mengabulkan doa-doaku dengan cara yang lain.

Seperti ini doaku waktu itu "Ya allah, berikan aku kampus yang terbaik untukku, untuk kedua orang tuaku, dan untuk dunia akhiratku" serta "Berikanlah aku teman dan lingkungan yang baik, yang bisa menuntunku menuju Syurga-Mu." Ya kurang lebih seperti itu. Dan tidak disangka semua dikabulkan oleh Allah. Menurutku itu memang takdir yang terbaik. Contohnya, aku mendapat kampus dengan ukt yang sedikit murah dibangding universitas lain, terlepas dari kontroversi apapun tentang ukt di kampusku. Mungkin ketika aku masuk ke prodi kedokteran gigi sesuai dengan cita-citaku yang terjadi adalah kedua orangtuaku akan terbebani dengan ukt yang mungkin bisa dua atau tiga kali lipat lebih mahal, masih lagi biaya praktikum dan pembelian alat. Pun aku juga mendapat lingkungan kampus yang menurutku masih terjaga, terutama pergaulannya. Aku juga mendapat teman-teman yang MasyaAllah baik, banyak yang hafidz dan hafidzah, banyak yang dari lingkungan pesantren. Aku juga ditempatkan di salah satu organisasi kerohanian islam di fakultasku, itu semua adalah jawaban terbaik atas doa-doaku dari-Nya.

Betapa telatnya aku bersyukur atas itu semua, sehingga membuatku lebih banyak sambat daripada mensyukuri nikmat. Sepertinya memang aku hanya terlalu khawatir dengan masa depanku, jika kuliah di sini aku akan jadi apa, dan seterusnya. Padahal rizki kita pasti telah dijamin oleh yang Maha Pemberi Rizki selama kita masih hidup. Hal ini memang sulit sekali dipraktikkan.

Ibaratkan hidup kita seperti mojuk, tanaman bambu dari Tiongkok, pada awalnya ketika tunasnya ditanam, ia akan tetap seperti itu sampai waktu yang sangat lama. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan sampai pada tahun kelima tunasnya baru akan mulai bertumbuh. Namun, ketika tunas itu terlihat diam, akar-akar di dalam tanah tidak diam, mereka terus bertumbuh dan mengokoh untuk menyiapkan diri ketika tunas tersebut telah siap untuk tumbuh. Ketika akar sudah kuat dan setelah proses dalam waktu yang lama, maka tunas itu akan bertumbuh dengan cepat, bahkan dalam sehari bisa bertambah puluhan centimeter, keren.

Mungkin seperti itulah hidup kita sekarang, dari luar atau dari pandangan orang lain, mungkin kita dikatakan orang-orang yang gagal dan belum terlihat apa keberhasilan kita. Namun, dengan segala kata kegagalan tadi, akan terjadi sebuah proses dari dalam diri kita yang menguatkan dan mendewasakan, pun ketika pada saatnya nanti kita telah kokoh dan kuat, maka tak akan tidak mungkin kita bisa menjadi lebih baik dari apa yang orang lain katakan tentang kita.
Cintai takdirmu disini bukan berarti berpasrah. Namun, bersyukur dan selalu mengusakan yang terbaik atas jalan yang dipilihkan Oleh-Nya.

Jangan lupa bersyukur, semoga bermanfaat :) dan ditunggu komentarnya di kolom yang tersedia.

0 Response to "Cintai Takdirmu"

Post a Comment