Foto Kegiatan Ramadhan Tahun Lalu (1440 H)
Ramadhan yang ditunggu telah berjalan dan ramadhan yang berjalan akan segera berlalu. Apakah amal kita juga akan berlalu? Ramadhan kali ini sangat special karena hadir digandeng oleh pandemi. Semangat di awal sangat berkobar dan ber api-api layaknya tahun depan ramadhan tidak akan datang lagi, tapi ketika ramadhan berjalan pelan-pelan aku baru sadar jika semangatku pelan-pelan juga berjalan pergi. Apakah ada yang merasakan hal yang sama?
Ketika melewati hari-hari sebelum ramadhan datang, hati dan pikiran kita bergejolak serta bertanya. Ramadhan di tengah pandemi, apakah akan ada yang berbeda di ramadhan kali ini? Tentu banyak sekali ya teman-teman perbedaanya, kita merasa sedih karena tidak ada tarawih di masjid, tidak ada bukber, pengajian bareng di masjid dan lain sebagainya. Okay, dari awal kita merasa sedih karena membayangkan hal-hal tersebut tidak bisa berjalan lagi dan semua kegiatan harus dilaksanakan di rumah bersama keluarga. Tapi ketika ramadhan berjalan dan akan segera berakhir ternyata semua jadi biasa-biasa saja. Bukan hanya tarawih di rumah yang menjadi biasa saja, tapi meninggalkannya pun terasa biasa saja.
Checklist ramadhan telah tersusun rapi dengan berbagai judul amalan dan targetnya yang luar biasa. Bahagia sekali saya melihatnya dan dalam hati saya berkata "semangat, kamu pasti bisa mencapai semua target-targetmu itu, apalagi ini dalam keadaan di rumah saja, semangat kamu pasti bisa!" Semangat itu begitu menggebu dan saya sangat yakin tidak akan terpatahkan oleh lelah dan bosan. Di awal ramadhan target-target itu tercentang penuh bahkan melebihi target yang telah dipasang, alhamdulillah kataku. Tapi setelah beberapa hari berjalan, entah mengapa sedikit-demi sedikit semangat itu berkurang dan checklist-checklist yang dipasang berlahan menghilang. Lalu, bagaimana dengan kita setelah ramadhan nanti, ya? apakah amalan-amalan itu akan tetap berjalan? atau akan berhenti seiring ramadhan yang pergi?
Waktu terus berjalan, tapi di tengah waktu ramadhan yang hampir habis ini waktu pengerjaan tugas-tugas kuliah pun akan segera habis. Banyak yang bertumpuk dan bertubruk. Weitss, apalagi jika orang tua sudah memanggil, harus selalu segera siap di tempat. Tenang, kalem kawan, selesaikan satu-satu jangan borongan nanti pusing sendiri. Di akhir ramadhan ini memang banyak tugas bertumpuk, tapi kita bisa membagi waktu antara ngerjain tugas, mbantuin orang tua, dan mengejar cinta-Nya di detik-detik terakhir ini mumpung masih bisa. Gimana caranya?
Okayy, satu-satu. Kita bisa ngerjain tugas pas waktu selo, seperti pagi menjelang siang, atau malam sehabis sholat isya' dan tarawih atau sesuai dengan kenyamanan kita, lalu kasih waktu kita harus ngerjainnya berapa menit atau berapa jam. Lalu, jika teman-teman takut waktunya hanya akan habis buat ngerjain tugas, bisa banget ngerjain tugasnya sambil ndengerin murottal, ndengerin musik kali-kali juga ndakpapa sih hehe. Nah, untuk porsi tilawah teman-teman bisa kasih porsi sesuai target teman-teman ya, bisa mewajibkan diri sehabis sholat wajib harus tilawah, pada waktu-waktu tertentu harus tilawah, atau mengerjakan targetan teman-teman yang lain, yang penting kasih porsi aja. Bagaimana dengan membantu orang tua? kita kan harus mengerjakan target-target dan tugas-tugas kita? bagaimana kalok orang tua sering memanggil sehingga seolah-olah waktu kita udah habis duluan jadi gak bisa ngejar target, ngerjain tugas, dan lain-lain? Jadi gini, saya pernah membaca salah satu postingan kakak tingkat saya yang intinya adalah dahulukan orang tua, bagaimana tilawah dan tugas kita? okayy jika teman-teman biasanya diminta bantuan oleh orang tua untuk bersih-bersih di pagi hari dan membantu menyiapkan menu berbuka ketika sore hari, maka kita bisa menggunakan waktu selain waktu-waktu tersebut, mungkin bisa di malam hari atau siang hari untuk melaksanakan target ibadah dan mengerjakan tugas-tugas kita. Tapi ya memang sulit sih teman-teman, saya sendiri belum sepenuhnya seperti itu, tapi tidak ada salahnya untuk belajar dan mencoba. Tenang kawan, mbantuin orang tua juga termasuk ibadah yang keren kok, apalagi di bulan ramadhan yang pahalanya dilipatgandakan ini.
Mari kembali ke topik ramadhan yang akan segera berlalu. Terkhusus buat teman-teman yang perempuan nih, ramadhan udah mau habis, eh tamu kita datang. Sedih, tapi ya gimana lagi, kodrat kita sebagai seorang perempuan harus seperti itu. Nah tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu untuk mengisi itu. Tilawah kita bisa diganti melalui gadget atau dengan murottal. Kita juga bisa memaksimalkan waktu kita untuk lebih membantu orang tua atau bisa dengan amalan-amalan lain seperti dzikir dan sholawat.
Mungkin cukup sampai di sini dulu ya kawan, waktu memang harus berlalu, begitu pula ramadhan yang mengikuti waktu untuk segera pergi. Kita tidak bisa menahan bahkan melarang, yang kita bisa hanyalah memaksimalkan target-target kita yang belum terkejar. Semoga semua amalan ramadhan ini tidak ikut berlalu juga seiring ramadhan yang berlalu, semoga masih bisa berlanjut untuk bulan-bulan selanjutnya. Dan semoga kita bisa bertemu di ramadhan tahun depan lagi, aamiin.
Semoga bermanfaat, kritik dan saran silakan bisa disampaikan pada kolom komentar.
Okayy, satu-satu. Kita bisa ngerjain tugas pas waktu selo, seperti pagi menjelang siang, atau malam sehabis sholat isya' dan tarawih atau sesuai dengan kenyamanan kita, lalu kasih waktu kita harus ngerjainnya berapa menit atau berapa jam. Lalu, jika teman-teman takut waktunya hanya akan habis buat ngerjain tugas, bisa banget ngerjain tugasnya sambil ndengerin murottal, ndengerin musik kali-kali juga ndakpapa sih hehe. Nah, untuk porsi tilawah teman-teman bisa kasih porsi sesuai target teman-teman ya, bisa mewajibkan diri sehabis sholat wajib harus tilawah, pada waktu-waktu tertentu harus tilawah, atau mengerjakan targetan teman-teman yang lain, yang penting kasih porsi aja. Bagaimana dengan membantu orang tua? kita kan harus mengerjakan target-target dan tugas-tugas kita? bagaimana kalok orang tua sering memanggil sehingga seolah-olah waktu kita udah habis duluan jadi gak bisa ngejar target, ngerjain tugas, dan lain-lain? Jadi gini, saya pernah membaca salah satu postingan kakak tingkat saya yang intinya adalah dahulukan orang tua, bagaimana tilawah dan tugas kita? okayy jika teman-teman biasanya diminta bantuan oleh orang tua untuk bersih-bersih di pagi hari dan membantu menyiapkan menu berbuka ketika sore hari, maka kita bisa menggunakan waktu selain waktu-waktu tersebut, mungkin bisa di malam hari atau siang hari untuk melaksanakan target ibadah dan mengerjakan tugas-tugas kita. Tapi ya memang sulit sih teman-teman, saya sendiri belum sepenuhnya seperti itu, tapi tidak ada salahnya untuk belajar dan mencoba. Tenang kawan, mbantuin orang tua juga termasuk ibadah yang keren kok, apalagi di bulan ramadhan yang pahalanya dilipatgandakan ini.
Mari kembali ke topik ramadhan yang akan segera berlalu. Terkhusus buat teman-teman yang perempuan nih, ramadhan udah mau habis, eh tamu kita datang. Sedih, tapi ya gimana lagi, kodrat kita sebagai seorang perempuan harus seperti itu. Nah tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu untuk mengisi itu. Tilawah kita bisa diganti melalui gadget atau dengan murottal. Kita juga bisa memaksimalkan waktu kita untuk lebih membantu orang tua atau bisa dengan amalan-amalan lain seperti dzikir dan sholawat.
Mungkin cukup sampai di sini dulu ya kawan, waktu memang harus berlalu, begitu pula ramadhan yang mengikuti waktu untuk segera pergi. Kita tidak bisa menahan bahkan melarang, yang kita bisa hanyalah memaksimalkan target-target kita yang belum terkejar. Semoga semua amalan ramadhan ini tidak ikut berlalu juga seiring ramadhan yang berlalu, semoga masih bisa berlanjut untuk bulan-bulan selanjutnya. Dan semoga kita bisa bertemu di ramadhan tahun depan lagi, aamiin.
Semoga bermanfaat, kritik dan saran silakan bisa disampaikan pada kolom komentar.
0 Response to "Ketika Ramadhan Akan Berlalu"
Post a Comment